Gigi abses bisa menjadi salah satu situasi yang paling menyakitkan dan ditakuti bagi seseorang untuk bertahan. Orang dengan penyakit ini tidak perlu ragu untuk mencari perawatan gigi segera.
Gigi yang terinfeksi umumnya bersifat kronis atau akut.
Sakit Gigi Kronis
Jenis abses ini akan bermanifestasi sebagai denyutan tingkat rendah hingga sedang pada gigi atau area tertentu di sekitar gigi. Pembengkakan mungkin terjadi di jaringan gusi di bawah gigi. Sistem kekebalan tubuh dan terjadinya infeksi, memungkinkan sakit gigi bisa terjadi selama berbulan-bulan dengan intensitas yang tetap, sampai pada kondisi yang sangat menyakitkan. Gigi abses berbahaya karena pasien berisiko mengalami kerusakan pada tulang yang berdekatan dengan gigi jika tidak segera diobati. Rasa sakit dapat meningkat dengan risiko pembengkakan, rasa sakit yang hebat, penyebaran infeksi, penurunan kemampuan mengunyah dan mempengaruhi kelenjar getah bening.
Abses Gigi Akut
Ditandai dengan onset yang cepat dan nyeri. Baik waktu tidur maupun fungsi tubuh secara keseluruhan dapat terganggu karena gejala yang dialami. Pembengkakan jaringan gusi dan sekitarnya juga akan dialami. Rasa sakit tidak tertahankan selama puncak abses gigi yang menyakitkan ini. Kegiatan sehari-hari sering terganggu selama waktu ini.
Gejala Tambahan:
1. Sakit Gigi yang sakit atau sakit berdenyut terus-menerus
2. Sakit saat mengunyah
3. Nyeri spontan
4. Nyeri akibat benda dingin atau panas yang berkepanjangan bahkan setelah sumbernya hilang.
5. Rasa tidak enak dan/atau bau tidak sedap di mulut.
6. Kemungkinan demam
7. Kemungkinan kelenjar bengkak
Setiap gigi abses dapat menjadi situasi yang mengancam jiwa. Infeksi gigi di rahang bawah (mandibula) dapat menyebabkan pembengkakan di pipi dan di bawah tulang rahang. Jika pembengkakan di bawah rahang menjadi terlalu parah, menelan dan bernapas dapat menjadi sangat terganggu (Angina Ludwig).
Infeksi pada gigi atas dapat menyebabkan pembengkakan di pipi, pelipis atau di bawah mata. Penutupan mata secara bertahap karena pembengkakan dan infeksi merupakan situasi kritis (Trombosis Sinus Kavernosa).
Orang dengan salah satu pembengkakan lanjutan, dalam skenario kasus terburuk, berisiko meninggal. Meski jarang, contoh-contoh ini diberikan agar sakit gigi dan gigi yang terinfeksi tidak dianggap enteng. Disarankan segera mengunjungi Rumah Sakit atau klinik gigi yang kompeten di Bekasi seperti JB Dental.
Bagaimana abses gigi didiagnosis?
1. Visual: Adanya gelembung pada gusi, kemerahan, nanah, gigi berlubang atau bengkak.
2. Perkusi: Mengetuk gigi yang abses dengan alat gigi akan sering menghasilkan rasa sakit yang sangat.
3. Xray atau Rontgen: Infeksi gigi sering terlihat pada foto rontgen sebagai lesi melingkar gelap di ujung akar gigi.
Informasi dari Xray, biasanya tidak tampak jelas. Area gelap di bawah akar gigi mungkin berukuran jauh lebih kecil. Informasi visual, klinis dan xray semua harus dipertimbangkan ketika diagnosis dibuat.
Apa saja perawatan untuk gigi abses?
1. Terapi antibiotik dan obat nyeri
2. Root Canal (Pengangkatan saraf yang terinfeksi pada gigi)
3. Ekstraksi (Pencabutan gigi yang terinfeksi)
Setelah gigi terinfeksi, antibiotik akan mengecilkan abses, namun saraf yang sakit akan tetap ada dan kambuh lagi jika tidak diobati secara definitif. Setelah infeksi dimulai, hanya ada dua alternatif untuk gigi. Dokter gigi harus menghilangkan saraf yang terkena atau mencabut gigi.
Apa yang menyebabkan gigi menjadi abses?
1. Trauma
Trauma pada gigi dapat menyebabkan kematian saraf. Peradangan berkembang di saraf nekrosis yang menyebabkan abses gigi.
2. Pembusukan (Gigi berlubang)
Gigi yang berlubang apabila dibiarkan kerusakannya bisa sampai ke saraf, yang akan memungkinkan bakteri berkembang biak sehingga terjadi abses gigi.
3. Tambalan Dalam (Deep Fillings)
Dalam kasus tambalan dalam, saraf gigi mungkin rusak secara permanen selama pembuangan/pencabutan gigi yang rusak. Hal ini dapat terjadi jika pembusukan/kerusakan terletak jauh di dalam gigi sampai menyentuh saraf. Bakteri yang terdapat pada rongga gigi yang berlubang dapat berkembang sampai terkena saraf gigi. Saraf tersebut akhirnya bisa mati dan abses. Selain itu, dalam proses penambalan gigi berlubang perlu dilakukan pengeboran gigi sampai dekat saraf. Proses ini kadang dapat menyebabkan iritasi atau kerusakan pada saraf.
4. Perawatan Saluran Akar
Dalam kasus yang sangat jarang, bakteri dapat tetap terperangkap di dalam gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar. Dalam kasus ini bakteri dapat berkembang biak sehingga menyebabkan gigi kembali abses dan perawatan saluran akar menjadi gagal.
Gigi abses adalah salah satu situasi paling menyakitkan dan menyiksa yang dialami seseorang terkait dengan giginya. Semoga artikel ini akan membantu individu mengurangi risiko memiliki gigi yang terinfeksi dengan mengunjungi dokter gigi secara teratur.