Membayangkan seseorang berusia 29 tahun sudah memimpin dua rumah sakit swasta di Lombok mungkin sulit bagi kebanyakan dari kita. Namun, itulah kenyataannya bagi dr. Bayu Setyo Notokusumo. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi seseorang yang awalnya tidak berminat di dunia manajerial.
Kendali Atas Dua Rumah Sakit
Bayu memulai kariernya sebagai Kabid Pelayanan Medik sebelum menjadi direktur di Rumah Sakit Metro Medika. Tidak lama setelah itu, dia juga memimpin Rumah Sakit Ibu dan Anak Tresna. Dua institusi kesehatan ini tentunya memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda, namun dengan ketekunan dan keahliannya, Bayu berhasil mengemban amanah tersebut.
Menemukan Minat di Bidang Manajerial
Meski awalnya merasa dunia manajerial "ribet", Bayu memutuskan untuk mencoba setelah mendapatkan tawaran posisi tersebut. Dalam wawancaranya, meski sebenarnya ada tawaran posisi di IGD, dia ditawari posisi manajemen. Setelah mendiskusikannya dengan ibunya, Bayu memilih untuk mengambil risiko tersebut.
Seni dalam Manajemen
Menurut Bayu, ada seni tersendiri dalam memanage berbagai aspek seperti SDM, keuangan, dan program-program lainnya. Terlebih lagi, Rumah Sakit Metro Medika saat itu baru berdiri selama 4 tahun. Ini memberinya banyak PR, tetapi juga tantangan yang menarik.
Tantangan Sebagai Pemimpin Muda
Menggembangkan rumah sakit, meningkatkan kunjungan pasien, dan membentuk tim yang solid menjadi tantangan utamanya. Namun, ada tantangan lain yang cukup unik: Banyak pihak meremehkan kemampuannya karena usianya yang muda. Namun, hal ini juga menjadi semacam pendorong bagi Bayu untuk terus berprestasi.
Pencapaian Membanggakan
Salah satu pencapaian membanggakan Bayu adalah ketika dia berhasil menaikkan kelas Rumah Sakit Metro Medika dari tipe D ke tipe C. Prestasi ini tentunya bukanlah hal yang mudah, mengingat rumah sakit tersebut sebelumnya sering mengganti direktur.
Kesibukan di Luar Pekerjaan
Di luar pekerjaannya, Bayu juga memiliki hobi bermusik. Dia aktif ngeband dengan genre emo/screamo dan rock pop saat SMA dan kuliah.
Mengambil Langkah Mundur
Namun, semua kesuksesan dan tantangan tersebut tidak membuat Bayu lupa untuk menjaga keseimbangan hidupnya. Dia memutuskan untuk berhenti di rumah sakit pertama karena merasa terlalu muda dan merasa terlalu dini menjadi direktur. Meskipun kontrak baru ditawarkan dengan durasi dan gaji yang sangat menggiurkan, Bayu memilih untuk istirahat sejenak.
Dengan semangat dan dedikasinya, dr. Bayu Setyo Notokusumo telah menunjukkan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk mencapai kesuksesan dan memberikan dampak positif di bidang kesehatan. Sebuah inspirasi bagi kita semua untuk terus mengejar mimpi dan passion kita.